Kenapa Kita Suka Overthinking Sebelum Tidur?
Sebelum memasuki artikel mengenai mengapa overthinking kebanyakan terjadi di malam hari, sepertinya kita perlu tahu dulu, apa itu overthinking. Dilansir dari www.halodoc.com overthinking adalah memikirkan atau mempertimbangkan sesuatu secara berlebihan atau berulang-ulang.
Beberapa orang mengalami overthinking karena mereka terus terjebak dalam lingkaran pikiran yang sulit dihentikan. Tentu ini bukanlah hal yang baik. Overhinking bisa menganggu kesehatan mental dan emosional seseorang. Pikiran-pikiran ini bisa muncul dari stress karena pekerjaan, keluarga atau situasi keuangan. Nah lalu kenapa overthinking ini kemudian lebih sering muncul di malam hari? Simak artikel ini untuk mengetahui jawaban lengkapnya.
Otak kita akhirnya 'Diam' di malam hari
Apakah kamu sering menyadari bahwa seringkali di tengah malam pikiran dalam otak semakin liar? Setelah seharian sibuk dengan berbagai aktivitas seperti kerja, ngobrol atau sekedar mengerjakan tugas, otak menjadi terisi penuh. Namun begitu malam tiba dan kita bersiap untuk tidur, seakan semuanya menjadi lebih tenang. Tapi ironisnya,, pada saat-saat inilah kemudian pikiran-pikiran yang tertunda kembali muncul. Seperti misalnya pikiran tentang keputusan yang belum kita buat, percakapan yang belum selesai atau bahkan pertanyaan hidup yang tidak terjawab. Pikiran-pikiran ini mulai memenuhi otak yang seharian sudah bekerja untuk tetap terjaga karena tugas dan kewajiban. Dan pada malam hari yang dimana pada akhirnya otak beristirahat, semua pikiran-pikiran yang tertunda tadi muncul dan menuntut perhatian. Dan inilah yang kemudian berubah menjadi overthinking.
Malam adalah waktu refleksi
Pada siang hari, kita sangat mudah terdistraksi dengan berbagai macam hal misalnya pekerjaan, teman, media sosial, dan semua itu membutuhkan perhatian kita. Namun begitu malam datang, semuanya terasa lebih kosong.
Baik sadar atau tidak, malam hari adalah waktu yang penuh refleksi. Refleksi inilah yang seringkali memicu overthinking. Ketika kamu berbaring dan memejamkan mata, pikiranmu seringkali langsung melayang ke masa lalu, masa depan atau bahkan ke masa bagaimana hari itu berlalu. Dan dari sinilah kemudian banyak orang merenung lebih dalam dan lebih lama dibanding dengan waktu pada siang hari.
Perasaan yang belum terselesaikan
Pada siang hari, dimana kita memiliki banyak aktivitas dan menuntut otak untuk fokus, seringkali kita mengabaikan atau menghindari perasaan atau masalah yang kita anggap "tertalu berat" untuk dipikirkan saat itu. Misalnya saja seperti kesalahan yang ingin kita perbaiki tapi belum terlaksana, omongan orang yang menusuk hati, atau perasaan lain yang kita pendam. Perasaan-perasaan yang tertunda ini bisa menjadi bahan bakar atau pemicu terjadinya overthinking pada malam hari. Ketenangan malam hari memberikan ruang untuk perasaan-perasaan yang belum terselesaikan ini dan kemudian membentuk overthinking yang tiada habisnya. Saat kita berbaring di tempat tidur, perasaan ini tidak bisa lagi ditunda. Otak kita ingin menuntaskan hal-hal yang belum selesai, dan itulah mengapa kita mulai berpikir berlebihan tentang apa yang mungkin bisa terjadi jika kita melakukan sesuatu yang berbeda.
Ketakutan
Banyak orang mengalami ketakutan atau kecemasan terutama pada masa depan. Apakah sampai hari ini kita sudah berhasil? apakah kita sudah cukup baik? kenapa seperti masih ada yang kurang? Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali mengisi ketenangan malam hari.
Ironisnya terkadang banyak orang tidak hanya takut akan kegagalan, namun juga takut pada kesuksesan. Banyak sekali kemudian pertanyaan yang berkelanjutan dan tiada habisnya. Apa yang harus aku lakukan setelah aku sukses?. Pertanyaan-pertanyaan ini terus berkelanjutan dan memenuhi ruang otak yang seharusny sudah istirahat.
Kebiasaan
Overthinking bisa menjadi sebuah kebiasaan. Sama seperti kebiasaan lainnya, overthinking sering kali terjadi secara otomatis tanpa kita sadari. Kebiasaan ini yang kemudian membuat otak mulai mencari masalah, bahkan di saat-saat yang seharusnya kita gunakan untuk beristirahat.
Seiring berjalannya waktu, sama halnya dengan kebiasaan lain, overthinking berubah menjadi sebuah pola. Otak akan merekam ini menjadi kegiatan yang perlu dilakukan. Pikiran negatif atau kecemasan akan langsung muncul begitu saja begitu kondisi mulai hening atau sunyi. Pola ini akan menjebak terus overthinking. Jika kita tidak berhenti memberi ruang untuk overthinking, kita akan terus berada dalam lingkaran setan ini.
Kita nggak pernah diajarkan cara berhenti
Perhatikan ini, sejak kecil kita terus ditekankan pada pelajaran fokus, kerja keras dan mencari solusi untuk sebuah masalah. Namun sebaliknya, kita jarang diajarkan untuk berhenti sejenak dan memberi ruang pikiran kita untuk tenang. Mirisnya, semakin hari kita semakin terjebak di dunia yang serba cepat. Dimana kita dituntut untuk terus berfikir, merencanakan dan menganalisis setiap detail. Ini pelajaran yang baik, namun semua yang berlebihan tentu tidak bagus.
Di malam hari yang tenang, otak kita yang terbiasa untuk berfikir tidak tau caranya berhenti. Otak terus memikirkan sesuatu yang beberapa diantaranya bahkan tidak penting. Seperti misalnya omongan orang yang menjatuhkan.
Tips Biar nggak overthinking sebelum tidur
Badan capek tapi nggak bisa tidur itu bikin capek banget. Overthinking adalah salah satu penyebab hal ini bisa terjadi. Seperti yang disebutkan diatas, pemicunya bisa sangat banyak. Nah lalu bagaimana biar malam kita tetap menjadi malam yang tenang dan bisa tidur dengan nyenyak? Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
Tumpahkan isi kepala
Metode ini disebut brain dump. Tujuan dari metode ini adalah membuang semua beban dari kepala sebelum kamu pergi ke ranjang. Kamu bisa menulis apapun yang mengganggu otak. Mulai dari rencana-rencana sampau hal-hal sepele.
Misalnya:
- Deadline kerja minggu depan
- Perasaan nggak enak habis debat sama teman
- Rasa takut soal masa depan
- Ide random untuk buat konten atau mimpi jangka panjang
Tulis semuanya sesederhana dan semenyenangkan mungkin. Nggak perlu pakai filter, yang perlu kamu lakukan adalah tulis ini sebagai dirimu. Anggap aja ini sebagai bagian dari bersih-bersih isi otak. Karena mungkin beberapa memang membutuhkan solusi, beberapa lainnya hanya butuh dilampiaskan.
Matikan sosial media minimal 30 menit sebelum tidur
Scroll instagram atau tiktok bisa menjadi pemicu datangnya overthinking. Scroll secara berlebihan berarti membanjiri otak dengan banyak informasi. Masalahnya adalah informasi baik dan buruk, semua diterimaoleh otak. Berita butuk, pencapaian orang lain, standar hidup orang yang nggak realistis. Semua bisa menumpuk dan berubah menjadi rasa cemas. Ganti kegiatan ini dengan sesuatu yang lebih menyenangkan, seperti:
- Dengerin lagu lo-fi atau white noise
- Baca buku
- Cuma duduk dan ngelamun sambil tarik nafas dalam-dalam (meditasi tipis-tipis)
Latih kegiatan menyenangkan ini. dengan begini otak akan tau dan merekam bahwa jika kamu sudah mulai melakukannya berarti ini waktu untuk "istirahat".
Gunakan indra untuk grounding
Grounding menjadi salah satu cara yang terbukti efektif untuk menenangkan otak dan kembali ke realitas. Ketika kamu mulai overthinking cobalah untuk fokus pada hal-hal sekitarmu. Misalnya:
- Rasakan tekstur selimut
- Dengar suara kipas atau hujan
- Rasakan aroma esensial
- Sadari posisi tubuhmu di atas kasur
Dengan menggunakan indra, kamu akan membawa pulang pikiran yang melayang-layang kembali ke tempat yang seharusnya, saat ini.
Kebiasaan yang teratur
Kebiasaan menjadi sebuah kunci. Jika kamu tau kebiasaan overthinking akan memberikan efek buruk, coba beberapa kebiasaan ini:
- Jam 9 malam, jauhkan HP
- Minum teh herbal hangat
- Cuci muka, pakai skincare
- Tulis jurnal
- Nyalakan diffuser atau lilin aroma terapi
- Baca buku ringan atau afirmasi positif
Jika kamu memiliki rutinitas yang konsisten, perlahan otak akan memahami polanya dan belajar bahwa "ini waktunya istirahat". Kunci dari rutinitas ini bukan cuma soal aktivitasnya, tapi pesan yang kamu kirim ke otak, jadi jangan salah pilih kegiatan ya.
Ubah pola pikir, bukan hapus pikiran
Overthinking serinkali muncul dari pikiran negatif seperti, kenapa aku ngomong kayak tadi? kenapa dia ngomongin aku? kenapa hidupku gini-gini aja?
Daripada mencoba untuk menghapus pikiran-pikiran tersebut, lebih baik ubah narasinya menjadi:
- Dari "aku takut gagal" menjadi "aku boleh takut, tapi aku tetap bergerak"
- Dari "Aku ngga bisa tidur karena mikir terus" menjadi "Pikiranku aktif tapi tubuhku tetap bisa istirahat"
Ini disebut dengan self-compassion. Peluklah dirimu seperti kamu memperlakukan temanmu yang sedang panik. Sabar, tenang, dan lembut.
Kenali pola dan trigger overthinking
Coba refleksikan apa yang sering kamu pikirkan saat malam hari?
- Apakah soal masa depan?
- Hubungan yang nggak pasti
- Kegagalan di masa lalu?
- Komentar orang lain?
Denan mengetahui apa yang menjadi sumber overthinking, kamu bisa mengenali pola. Dan ketika pola itu muncul lagi, kamu bisa berkata pada dirimu sendiri "Ini cuma pola lama, aku nggak harus ikut arusnya"
Overthinking adalah tanda kamu manusia
Overthinking pernah terjadi pada setiap individu. Hal ini perlu disadari dan perlu diakui bahwa overthinking juga merupakan bagian dari dirimu. Overthinking adalah yang juga bisa mengubahmu menjadi jauh lebih waspada dan lebih baik. Overthinking menjadi tanda peduli. Asalkan kita tidak terlalu keras pada diri sendiri, overthinking bisa menjadi sesuatu yang baik. Tapi jika berlebihan, overthinking bisa menjadi racun untuk tubuhmu. Terlebih jika kamu sampai mengorbankan waktu tidur dan waktu malam yang seharusnya menjadi waktu yang tenang.
Posting Komentar