ZMedia Purwodadi

Terlalu Keras ke Diri sendiri Karena Inner child, Benarkah begitu?

Daftar Isi

 Kuat dan mandiri, begitulah banyak orang menampilkan wajah mereka di khalayak ramai. Sikap ini kelihatannya bagus dan memang harus dimiliki setiap individu yang sudah dewasa. Namun, pernahkan kamu merasa, bahwa ternyata dengan sikap mandiri dan kuat ini tidak pernah cukup untukmu? Kamu menuntut dirimu sendiri untuk menjadi perfectsionis, terus mengkritik diri sendiri, atau sulit memaafkan kesalahan kecil? Jika ya, mungkin artikel ini adalah jawaban yang cocok untukmu.

Terlalu Keras ke Diri sendiri Karena Inner child, Benarkah begitu?

Hubungan antara keras kepada diri sendiri dan inner child

Terkadang kita berfikir bahwa tidak pernah merasa cukup itu merupakan sesuatu yang bagus. Sikap menuntut diri sendiri atau keras terhadap diri sendiri, mungkin membuat kamu semakin tumbuh dan mengalami banyak peningkatan. Namun, disebalik semua sikap yang kita ambil, sikap keras kepada diri sendiri ini, ternyata ini bukan terjadi begitu saja. Inner child menjadi dalang dari datangnya sikap keras ini. Luka yang tersimpan dari masa kecil yang tak sempat diproses ini akhirnya membentuk pola dalam memperlakukan dirimu sendiri,yakni keras kepada dirimu sendiri.

Luka mana yang membawamu menjadi keras kepada diri sendiri

Sebelum memasuki sesi penyembuhan, kamu perlu mengetahui luka-luka inner child mu yang mana yang membawa kamu sejauh ini. Berikut adalah penyebab umum kamu keras terhadap dirimu sendiri:

  • Dipaksa mandiri: Anak-anak yang tumbuh dengan tuntutan seperti ini akhirnya belajar, bahwa istirahat, meminta bantuan, atau menangis adalah sebuah tanda bahwa dirinya lemah
  • Sering dibandingkan: Terdengan sepele, tapi anak-anak tidak memiliki kemampuan logika seperti orang dewasa. Kalimat perbandingan seringkali membuat seorang anak merasa bahwa mereka tidak cukup baik dan tidak layak dibanggakan
  • Tidakk pernah dipuji: Seorang dewasa yang tidak pernah mendapat pujian saat kecil, inner childnya akan belajar bahwa usaha saja tidak akancuku. Mereka harus berhasil. Harus menonjol. Harus selalu membuktikan.
  • Penolakan: Saat kecil respon lingkungan saat kamu salah sangat menentukan bagaimana cara menilai diri sendiri. Jika responnya adalah bentakan, maka anak akan belajar bahwa cinta itu syaratnya adalah menjadi sempurna. Dan inner child saat dewasa tumbuh dengan ketakutan. 

Akibat terlalu keras pada diri sendiri

Seperti yang disebutkan, sifat keras dan tegas pada diri sendiri bisa saja membawa perubahan yang lebih baik. Namun jika kemudian kamu terus-terusan memaksakan dirimu untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, bukankan ini akan menjadi sebuah tekanan yang tiada habisnya? Berikut adalah beberapa akibat nyata jika kamu terus memaksakan atau membiasakan sikap terlalu keras kepada diri sendiri:

Kehilanga rasa bahagia

Saat kamu terus mengejar standar yan grak pernah cukup, ini menjadikan kamu lupa untuk merasa bangga dan bersyukur. Pencapaian kecil, setiap langkah kecil yang merupakan bagian dari proses, yang seharusnya dirayakan dan menjadi tidak berarti karena kamu akan selalu ada target berikutnya. Memiliki target bukan hal buruk, bahkan sangat dinjurkan, namun jangan sampai kamu menunda kebahagiaan.

Overthinking dan cemas berlebihan

Takut salah, takut gagal, takut tidak cukup baik, setiap keputusan akan menjadi sumber kecemasan yang berulang. Kamu mulai mengulang semua percapakan, mengkhawatirkan ucapan orang dan mempertanyakan semua hal sampai ke detail terkecil. Pada akhirnya pikiranmu tidak benar-benar tenang.

Burnout emosional dan fisik 

Sikap terlalu keras ini akan mendorongmu untuk terus produktif hingga akhirnya kamu tidak sempat beristirahat. Hal ini buruk sekali untuk kesehatan. Kamu bisa mengalami kelelahan luar biasa dari dalam dan luar. Dengan inner child yang membentuk sikap terlalu keras, membuatmu merasa bersalah bahkan jika hanya mngambil beberapa menit untuk istirahat. Seolah waktu jeda adalah kegagalan. Ini bukan tindakan yang disiplin, ini lebih mirip ke penyiksaan pada diri sendiri.

Kepercayaan diri rendah

Terlalu keras kepada diri sendiri juga bisa menyebabkan kepercayaan dirimu menjadi rendah. Mengapa? Ini karena kamu tidak akan pernah merasa cukup , kepercayaan diri kemudian akan terkikis. Bahkan jika orang lain sudah melihatmu sebagai orang yang luar biasa, kamu menganggap semua hal yang dirimu lakukan biasa saja atau bahkan kamu masih meragukan diri sendiri.

Kesulitan menerima cinta dan dukungan

Saat kamu terlalu keras kepada dirimu sendiri, kamu akan menjadi lebih sering intropeksi. Namun ini dilakukan secara berlebihan sehingga membuat mu sering merasa belum pantas menerima sayang atau pertolongan. Kamu berpikir harus menjadi versi terbaik dulu sebelum layak dicintai. Padahal, cinta yang tulus tak pernah butuh syarat.

Menjadi perfeksionis yang tidak sehat

Ini bukan hanya berdampak pada diri sendiri. Jika kamu memperlakukan dirimu terlalu keras, tanpa sadar orang disekitarmu menjadi  terdampak. Kamu ingin semua menjadi sempurna. Perfeksionisme ini bisa menghambat proses belajar, membuat kamu takut mencoba hal baru.

Proses penyembuhan: Memeluk inner child

Inner child bukan hanya konsep psikologi, inner child adalah bagian dari diri, yang masih kecil, yang masih membawa luka-luka lama. Dan kini, sebagai orang dewasa, kamu sudah bisa memeluk anak kecil itu dengan penuh pengertian.

Menyembuhkan inner child tentu butuh proses. Penyembuhan tidak akan datang tiba-tiba. Berikut adalah beberapa cara memeluk diri secara perlahan-lahan untuk menyembuhkan luka-luka lama yang masih tersimpan. Agat nantinya kamu tidak tumbuh menjadi manusia yang keras kepada diri sendiri.

Dengarkan dirimu sendiri

Sering kali kita marah,sedih, cemas atau gelisah tanpa alasan. Tapi jika berhenti sejenak dan benar-benar mendengarkan, kita akan menyadari bahwa itu bukan tanpa alasan. Itu adalah suara inner child mu yang sudah lama dibungkam.

Tanyakan pada dirimu sendiri dari mana apa yang sebenarnya kamu rasakan. Dari mana asal kegelisahan ini. Apakah ini berasal dari peristiwa dimana kamu butuh pelukan tapi diminta untuk diam? Dengan mengenali sumber masalah, kamu mulai membuka ruang untuk memahami dan menyembuhkan.

Tulis surat untuk dirimu di masa kecil

Menulis surat untuk inner child mungkin terdengar sederhana, namun ini merupakan salah satu cara penyembuhan yang cukup ampuh. Tuliskan surat dengan jujur dan dalam. Anggaplah surat ini adalah bentuk komunikasimu dengan dirimu  di masa kecil.

Surat ini adalah bentuk kasih sayang yang barang kali dulu tidak pernah kamu terima. Ini juga bisa membantumu untuk memutus siklus kritik batin dan menggantinya dengan suara-suara yang lebih lembut yang selama ini kamu butuhkan.

Validasi perasaan yang selama ini diabaikan

Kamu tidak harus menunggu orang lain untuk melakukan validasi terhadap dirimu. Kamu bisa melakukannya sendiri. Validasi perasaan adalah langkah penting dari proses penyembuhan. Jika kamu marah, akui kemarahan itu, jika kamu sedih, izinkan dirimu menangis.

Kekuatan sejati pada dasarnya bukan tidak bisa merasakan atau tidak memiliki perasaan apapun. Kekuatan itu berarti tetap bertahan sambil mengakui bahwa kamu juga manusia.

Bangun kembali definisi 'cukup'

Tumbuh dengan standar yang tidak realistis membuat inner child mu terluka dan membuat kamu dewasa menjadi keras kepada diri sendiri. Jika dulu kamu selalu diajarkan bahwa cukup adalah harus ranking satu, sekarang tanyakan pada dirimu sendiri. Apa arti cukup untukku, hari ini? Cukup bukan berarti harus sempurna. Cukup adalah dimana kamu hadir dengan apa adanya dengan niat baik dan hati yang terbuka.

Apa yang harus dilakukan saat luka itu kambuh?

Proses penyembuhan tidak bersifat linear. Ada kalanya kamu sudah merasa kuat dan berdamai, namun pada hari berikutnya kamu merasa rapuh. Luka lama memang bisa muncul kapan saja. Datang tanpa permisi. Tapi tenang, itu bukan kegagalan, itu adalah bagian dari proses. Yang penting adalah kamu harus tau apa yang kamu akan lakukan saat luka itu tiba-tiba menyergap.

  • Jangan langsung menyalahkan diri: Jangan langsung menghakimi diri dengan kata "kenapa sih aku gini terus?" Sadari bahwa ini adalah bagian dari proses. Yang terpenting adalah kamu sudah berproses
  • Lakukan grounding: Grounding bertujuan untuk mengusir luka dengan mengingatkan tubuh dan pikiran bahwa sekarang kamu aman. 
  • Cari ruang aman: Ekspresikan emosimu di ruang yang membuatmu nyaman. Misalnya saat kamu menangis, carilah tempat dimana kamu bisa menangis sejadi-jadinya. Curhat pada sahabat juga bisa menjadi pilihan ruang yang aman. Atau menuliskan jurnal, bisa juga dengan menyanyi dan menggambar atau sekedar berteriak di tempat yang aman.

Ingat, luka kambuh itu bukan karena kamu gagal. Ini adalah pertanda bahwa pelan-pelan kamu mulai pulih.

Jangan lagi terlalu keras pada diri sendiri

Setelah kamu tahu bahwa terlalu keras pada diri sendiri berhubungan dengan inner child yang terluka, sebaiknya pelan-pelan kamu mencoba untuk melakukan penyembuhan. Prosesnya memang tidak instan. Tapi dari sini kamu bisa tau bahwa dirimu masih berani merasa. Kamu sedang pulih. Dan itu, adalah hal yang paling berani yang bisa dilakukan manusia mana pun.

Posting Komentar

Baca Juga :