ZMedia Purwodadi

Siapa Korupsi 167 T Di PT Inka Madiun Kasus Tipikor

Table of Contents
Kasus Korupsi Tipikor Di PT Inka Madiun
Siapa Yang Korupsi 167 T di PT Inka Madiun Pada Kasus Tipikor 

Kasus Korupsi PT INKA Madiun: Kejati Jatim Geledah Kantor, Dugaan Kerugian Negara Capai Rp167 Triliun
. Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim) baru-baru ini melakukan penggeledahan di kantor PT INKA (Industri Kereta Api) yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Madiun. Penggeledahan yang berlangsung pada Selasa, 16 Juli 2024 ini terkait dengan penyelidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) yang berpotensi menimbulkan kerugian negara hingga Rp167 triliun. Kasus ini melibatkan pembiayaan proyek oleh PT INKA dan patungannya dengan perusahaan asing dalam proyek-proyek di luar negeri.

Proses Penggeledahan Kejati Jatim Di PT Inka yang Disaksikan Pejabat Setempat



Penggeledahan yang dilakukan oleh tim penyidik dari Kejati Jatim ini berjalan dengan pengawasan dari pejabat lokal, yaitu Lurah Madiun Lor di Kecamatan Manguharjo. Dalam prosesnya, sebanyak 400 dokumen penting berhasil diamankan dari kantor PT INKA. Dokumen-dokumen tersebut diduga berkaitan dengan dugaan korupsi dalam pembiayaan proyek energi listrik yang dilaksanakan di Republik Demokratik Kongo.

Windhu Sugiarto, Kasi Penerangan Hukum Kejati Jatim, membenarkan penggeledahan ini. Menurutnya, tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan Surat Perintah Penggeledahan Kajati Jatim Nomor Print 948/M.5.5/Fd.2/07/2024 tertanggal 10 Juli 2024. Tim penyidik memulai penggeledahan pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 22.00 WIB. "Penggeledahan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan korupsi dalam pembiayaan proyek yang diusulkan untuk dilaksanakan di Kongo," ungkap Windhu pada Kamis, 18 Juli 2024.

Dugaan Korupsi PT Inka  pada Proyek Solar Photovoltaic Power Plant di Kongo


Kasus ini diduga bermula dari rencana PT INKA untuk bekerja sama dengan perusahaan asing dalam menggarap proyek energi listrik berskala besar di luar negeri. Proyek yang disinyalir menjadi sasaran korupsi adalah rencana pembangunan Solar Photovoltaic Power Plant 200 MW di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. Untuk melaksanakan proyek tersebut, PT INKA dan anak perusahaannya, PT INKA Multi Solusi (PT IMST), menjalin kerja sama dengan The Sandy Group Utama (TSG Utama), dan kemudian membentuk perusahaan patungan bernama JV TSG Infrastructure yang berbasis di Singapura.

Proyek ini mencakup berbagai aspek, mulai dari Engineering Procurement and Construction (EPC) transportasi hingga infrastruktur kereta api di Republik Demokratik Kongo (DRC). Proyek tersebut diinisiasi pada awal tahun 2020, ketika PT INKA menerima permintaan untuk turut serta dalam proyek penyediaan energi listrik di Kinshasa. Namun, dalam perkembangannya, diduga terjadi penyimpangan dana talangan yang diberikan PT INKA kepada JV TSG Infrastructure tanpa ada jaminan yang cukup.

Dana Talangan Tanpa Jaminan dan Kerugian Negara Pada Kasus Tipikor PT Inka Madiun


Proses penyaluran dana talangan tanpa jaminan ini menjadi fokus utama dari dugaan kasus korupsi yang sedang diusut oleh Kejati Jatim. Kejati mencurigai bahwa dana talangan yang diberikan kepada JV TSG Infrastructure tersebut tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku dan dapat dikategorikan sebagai penyalahgunaan keuangan negara. Hingga kini, setidaknya 18 saksi telah dimintai keterangan oleh penyidik. Para saksi ini berasal dari berbagai pihak yang terkait, termasuk pihak internal PT INKA, PT IMST, dan JV TSG Infrastructure.

Kerugian negara yang diakibatkan dari dugaan tindak pidana ini sedang dihitung oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jawa Timur. Kejati Jatim dan BPKP bekerja sama untuk memastikan nilai kerugian yang tepat. Angka Rp167 triliun muncul sebagai perkiraan awal berdasarkan dokumen-dokumen yang telah disita selama penggeledahan.

 Siapa yang Terlibat dalam Kasus Tipikor di PT INKA Madiun?


Seiring dengan proses penyelidikan, pertanyaan besar yang muncul adalah siapa pihak-pihak yang terlibat dalam dugaan korupsi di PT INKA ini. Meskipun hingga saat ini belum ada penetapan tersangka, pihak kejaksaan mendalami berbagai informasi yang ditemukan, termasuk kemungkinan keterlibatan petinggi PT INKA maupun pihak lain yang terlibat dalam proses pembiayaan proyek tersebut.

Windhu Sugiarto menegaskan bahwa penyelidikan masih berjalan, dan pihaknya belum dapat mengungkapkan detail lengkap mengenai siapa yang terlibat. “Kami terus melakukan pengumpulan bukti-bukti yang dibutuhkan. Untuk sekarang, kami belum bisa mengonfirmasi siapa yang terlibat secara rinci karena kasus ini masih berada di tahap penyidikan,” tambahnya.

Dampak dan Respons Terhadap Kasus Korupsi  Di PT INKA


Kasus dugaan korupsi sebesar Rp167 triliun ini menarik perhatian publik dan memicu banyak pertanyaan mengenai pengelolaan keuangan di PT INKA. PT INKA yang selama ini dikenal sebagai perusahaan BUMN yang bertanggung jawab dalam industri kereta api nasional kini dihadapkan pada sorotan negatif. Selain memengaruhi citra perusahaan, dugaan tipikor ini juga menjadi isu nasional yang menyangkut kepercayaan publik terhadap pengelolaan anggaran negara.

PT INKA sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. Publik menunggu klarifikasi atau pernyataan dari perusahaan mengenai tindakan atau langkah-langkah yang akan diambil. Kejati Jatim bersama BPKP diharapkan dapat menyelesaikan proses penyelidikan secara menyeluruh agar semua pihak yang bertanggung jawab dapat diusut dan diproses hukum.


Kasus dugaan tindak pidana korupsi di PT INKA Madiun ini mencatatkan potensi kerugian negara yang sangat besar. Penggeledahan oleh Kejati Jatim menjadi langkah awal untuk mengungkap rangkaian penyimpangan dana yang diduga terjadi dalam proyek energi listrik di Kongo. Meski belum ada penetapan tersangka, kasus ini menjadi sorotan publik mengingat besarnya jumlah dana yang terlibat serta dampak negatif terhadap citra perusahaan BUMN.

Perkembangan kasus ini diharapkan dapat mengungkapkan fakta-fakta penting terkait mekanisme pembiayaan proyek di luar negeri yang dilakukan PT INKA dan afiliasinya. Transparansi dalam proses penyelidikan akan menentukan langkah-langkah hukum berikutnya dan diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang mungkin terlibat dalam kasus korupsi besar ini.


Post a Comment

Baca Juga :