ZMedia Purwodadi

Bisakah Skizofrenia Sembuh? Ini Jawaban dan Harapan Nyatanya

Daftar Isi

Salah satu gangguan mental palling kompeks dan sering kali disalahpahami adalah skizofrenia. Kondisi ini sering kali disebut sebagai kondisi di mana seseorang menjadi "gila" dan tidak bisa disembuhkan. Padahal pada kenyataannya skizofrenia jauh lebih kompleks dan rumit. 

Bisakah Skizofrenia Sembuh? Ini Jawaban dan Harapan Nyatanya

Skizofrenia sebenarnya penyakit seperti apa?

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang mempengaruhi cara berfikir, merasakan, dan berperilaku. Para penderita skizofrenia sering menglami kesulitan untuk membedakan antara kenyataan dan hal-hal hanya terjadi di kepala mereka. Kondisi ini bukan hanya 'halusinasi' biasa atau 'gila', hidup penderita skizofrenia penuh dengan tantangan. 

Penyakit mental skizofrenia umunya menyerang penderita pada usia dewasa muda, yakni usia akhir remaja hingga usia 30-an. Penyakit ini juga bisa menyerang kalangan yang jauh lebih muda atau lebih tua, tapi ini sangat jarang terjadi. Jika tidak ditangani dengan tepat, skizofrenia bisa mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan normatl. Ini termasuk kegiatan untuk bekerja, bersosial, dan merawat diri.

Apakah skizofrenia bisa disembuhkan?

Sayangnya, penyakit ini tidak bisa benar-benar disembuhkan. Namun dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, penderita skizofrenia bisa menjalani hidup yang norma.

Pengobatan medis

Pengobatan medis paling umum yang bisa dilakukan untuk menangani penderita skizofrenia adalah dengan menggunakan obat-obatan antipsikotik. Obat ini digunakan untuk mengurangi atau mengendalikan gejala seperti halusinasi dan delusi.

  • Antipsikotik generasi pertama: Lebih efektif untuk gejala positif. Tapi sering menimbulkan efek samping motorik. Contoh obatnya haloperidol
  • Anpsikotik generasi kedua: Efek samping lebih ringan. Contoh obatnya risperidone, olazapine dan aripiprazole.

Meki obat ini tidak bekerja secara instan dan tidak langsung membuat pederita sembuh total, dengan dosis yang tepat obat-obatan ini bisa menjadi pilihan atau penyelamatan pertama penderita skizofrenia. Obat-obatan antipsikotik ini biasanya membutuhkan beberapa minggu untuk efek penuh.

Psikoterapi dan terapi perilaku

Untuk pemulihan jangka panjang, penderita skozofrenia perlu melakukan pendekatan psikologis. Misalnya:

  • CBT (Cognitive Behavioral Therapy): Ini membantu pasien mengenali dan mengelola pikiran delusional dan halusinasi
  • Terapi keluarga: Mengedukasi keluarga agar bisa jadi sistem pendukung yang kuat
  • Rehabilitas psikososial: Termasuk keterampilan sosial, pekerjaan dan manajemen hidup sehari-hari

Dukungan sosial dan komunitas

Pasien skizofrenia sering kali mengalami isolasi sosial. Hal ini dapat memperburuk kondisi pasien. Maka dukungan lingkungan menjadi sangat penting. Misalnya dengan melakukan:

  • Teman dan keluarga yang tidak menghakimi
  • Kelompok pendukung atau support grup
  • Akses ke layanan kesehatan jiwa dan fasilitas rehabilitasi

Gaya hidup sehat

Hal-hal sederhana ini mungkin terlihat sepele, namun ini sangat berpengaruh pada proses penyembuhan atau mengurangi timbulnya atau mencegah skizofrenia menjadi lebih parah:

  • Tidur cukup dan teratur
  • Pola makan sehat dan bergizi
  • Aktivitas fisik ringan
  • Hindari alkohol dan zat adiktif

Manajemen relaps

Skizofrenia sama seperti penyakit mental yang lain, ini bisa kambuh. Beberapa langkah yang tepat bisa membantu mencegah penyakit ini kambuh:

  • Minum obat teratur sesuai anjuran dokter
  • Mengenali tanda-tanda awal kekambuhan
  • Konsultasi rutin ke psikiater

Apa yang harus dilakukan jika bertemu dengan penderita skizofrenia?

Bagi orang awam, mungkin penderita skizofrenia ini akan nampak menakutkan dan membingungkan. Ini membuat beberapa diantaranya menjauhi penderita skizofrenia. Padahal, penderita skizofrenia bukanlah ancaman. Mereka hanya sedang berjuang memahami dunia yang terasa kacau bagi mereka. Lalu, sebagai orang awam, tindakan apa yang paling bijak yang bisa dilakukan?

Tetap tenang dan jangan menghakimi

Dibanding menghakimi halusinasi penderita skizofrenia, sebaiknya kita memberikan validasi perasaanya tanpa memperkuat delusinya

Contoh:

  • Hindari: "Itu cuma halusinasi, kamu ngarang"
  • Lebih baik: "Aku tahu itu terasa nyata buat kamu. Kamu nggak sendirian"

Jaga nada bicara dan bahasa tubuh

Gerakan tiba-tiba dan ekspresi takutbisa membuat pederita skizofrenia merasa terancam. Sebaliknya, sikap tenang dan nada bicara yang lembut membantu mereka merasa aman

Dengarkan, tapi jangan menebak

Tunjukkan sikap peduli dengan mendengarkan. Namun perlu digaris bawahi dan penting, jangan ikut ke dalam delusi mereka. Tetap jaga batas kenyataan. Misalnya:

  • "Aku dengar kamu merasa diikuti. Pasti itu membuatmu nggak nyaman"

Tawarkan bantuan dengan sopan

Menanyakan bantuan juga merupakan tindakan yang bijak. Namun jangan sampai memaksa keputusan mereka. Hormati pilihan mereka selama itu tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Contoh:

  • "Perlu aku bantu hubungi seseorang yang kamu percaya?"
  • "Mau aku temani ke tempat yang lebih tenang?"

Jika mereka dalam keadaan yang kritis

Tanda-tanda kritis penderita skizofreni bisa berupa kebingungan berat, perilaku agresif, atau pembicaraan tentang bunuh diri.Jika kamu merasa situasinya darurat lebih baik segera hubungi layanan medis. Jangn biarkan mereka sendirian jika berisiko membahayakan orang lain atau diri sendiri. Dan jangan coba-coba untuk mengendalikan secara fisik kecuali kamu terlatih untuk itu.

Mendeteksi gejala awal skizofrenia: jangan sampai terlambat

Skizofrenia bukan penyakit yang tiba-tiba datang kemudian penderita berhalusinasi parah. Perubahan kecil dan halus dalam perilaku, pikiran, dan emosi seseorang menjadi salah satu tanda seseorang mulai memiliki gangguan mental skizofrenia. Gejala-gejala awal ini seringkali diabaikan dan disalahartikan sebagai stres biasa atau masa pubertas, atau bahkan beberapa menganggapnya sebagai perubahan suasana hati. Padahal dengan deteksi sedini mungkin, skizofrenia akan lebih mudah ditangani. Berikut beberapa tanda atau gejala skizofrenia:

Menarik diri dari lingkungan sosial

Seseorang yang biasa aktif dan ceria  kemudian berubah menjadi pendiam, menjauhi teman dan tampak kehilangan minat terhadap interaksi sosial, menjadi salah satu tanda skizofrenia. Biasanya mereka lebih suka menyendiri dan menghindari kontak mata serta percakapan.

Ganggan dalam pola pikir dan bicara

Gejala awal skizofrenia lain adalah jika seseorang nampak kesulitan mengatur pikirannya. Ini biasanya ditunjukkan dengan bagaimana dia berbicara. Tidak runtut, sulit dimengerti, atau melompat-lompat dari satu topik ke topik yang lain tanpa hubungan yang jelas. Kadang mereka tampak seperti sedang berbicara sendiri atau membahas hal-hal yang tak masuk akal.

Emosi yang datar atau tidak sesuai

Penderita skizofrenia mungkin akan nampak datar dan tidak merespon secara emosional terhadap situasi yang biasanya menyentuh. Sebaliknya, bisa juga mereka menunjukkan reaksi emosional yang tidak sesuai dengan kondisi atau keadaan yang sedang berlangsung. Contohnya, seperti tertawa saat sedih atau marah tanpa alasan yang jelas.

Penurunan fungsi harian

Gejala awal juga bisa berupa penurunan motivasi dan produktivitas. Orang yang sebelumnya rajin dan penuh semangat bisa jadi tampak tidak peduli dengan tugas yang sehari-hari mereka kerjakan. Hal ini bukan karena malas, namun ada sesuatu atau kesulitan internal yang sulit dijelaskan.

Perubahan kepribadian 

Perubahan kepribadian yang cukup tajam juga bisa menjadi salah satu tanda gejala awal skizofrenia. Misalnya jika seseorang dulunya penyayang, bisa menjadi dingin dan apatis. Atau seseorang yang ceria kemudian berubah menjadi orang yang mudah tersinggung, sensitif dad mudah marah.

Kapan harus khawatir?

Gejala-gejala diatas tidak langsung membuat kita bisa menyimpulkan seseorang mengidap skizofrenia. Namun jika gejala diatas muncul, dan berlangsung lebih dari satu bulan dan bahkan semakin para, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti psikologi atau psikiater.

Catatan lain tentang skizofrenia

  • Skizofrenia biasa muncul di usia akhir remaja sampai awal 30-an
  • Laki-lai cenderung menunjukkan gejala lebih awal dibanding dengan perempuan
  • Gejala awal skizofrenia bisa berupa anxiety, depresi,a atau burnout biasa. 
  • Seseorang beresiko menjadi pengidap skizofrenia jika ada riwayat keluarga yang juga mengidap skizofrenia
  • Skizofrenia butuh dirawat seumur hidup karena tidak bisa disembuhkan

Skizofrenia bukan aib. Penderita skizofrenia perlu ditemani dan jangan dihakimi, mereka juga manusia seperti kita, dengan catatan sedikit perbedaan pada kondisi mental. Paham tentang gejala dan penyebabnya bisa bantu kita memberi dukungan dan empati, bukan stigma.


Posting Komentar

Baca Juga :